a. Ide Cerita

Ide cerita merupakan inti dari sebuah story film. Gagasan-gagasan serta ide-ide yang unik sangat mahal harganya. Penentuan ide cerita ini tergolong dalam proses yang gampang-gampang susah, terutama untuk mendapatkan sebuah ide yang unik dan segar. Kalau anda sedang mood, mungkin dalam beberapa jam ide yang unik sudah bisa di temukan.
Cerita adalah sebuah urutan kejadian yang dimulai dari awal atau permulaan, pertengahan sampai akhir yang tersusun menjadi sebuah jalinan cerita. Sebuah cerita yang menarik selalu memiliki sedikit “tikungan dramatis” sehingga akhir cerita tidak dapat di antipasi (ditebak).
Cerita terbagi ke dalam 2 kategori Utama yaitu :

1.Fakta (Fact), yaitu cerita yang berhubungan dengan kejadian yang sebenarnya.
2.Fiksi atau khayalan (Fiction), berhubungan dengan kejadian yang dibangun atau dibuat berdasarkan imajinasi

Beberapa tahap yang harus ditempuh sebagai cara membuat ide cerita yaitu :
1. Pengumpulan data, meliputi proses pencarian informasi mengenai latar belakang subjek, tempat-tempat, serta situasi, dan kondisi.
2. Penyusunan yaitu membuat kategori berdasarkan tiap-tiap subjek serta situasi yang menghubungkannya.
3. Penganalisaan yaitu menganalisa objek dan subjek tersebut tentang apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka akan melakukan hal tersebut.
4. Sintesis, yaitu memulai membangun sequence dari blok-blok atau bagian dari informasi tersebut.

b. Naskah Cerita/Skenario
Ide Cerita yang sudah di dapatkan, lalu dikembangkan lagi menjadi sebuah sinopsis (inti cerita). Berikut contoh Sinoposis (Inti Cerita ) yang dibuat di Kojo Anima Studio :

"Kuci adalah sebuah kumbang cilik yang pintar yang ada di kota bangbung pulau kumbang, suatu ketika kuci, baja, ijo, dan CJ sedang bermain terbang-terbangan dengan mengunakan daun, tapi Kuci terbang jauh sampai keluar dari kota bangbung hingga tersesat di suatu hutan. mereka semua mencari jalan untuk sampai ke kota bangbung, namun dengan ide dan pikiran kuci yaang pandai akhirnya mereka pun bisa kembali lagi ke kota bangbung".

Pengembangan dari sinopsis kemudian menjadi Storyline. Pada storyline semua keadaan cerita sudah lebih jelas, dalam arti bahwa peran-peran yang ada, suasana sekitar, keadaan tempat sang karakter sudah mulai terbaca, karena storyline tidak jauh berbeda dengan sebuah cerpen, novel atau sejenisnya. Contoh storyline seperti berikut:

"Suasana pagi yang ceria di kota bangbung. Kuci dan teman-temannya yaitu baja, Ijo dan Cj, Mereka berempat sedang bermain di sekitar kebun dan taman, meraka bermain terbang-terbangan dengan menggunakan daun seperti halnya parasit, tetapi kuci terbang tinggi sekali dan temen-temannya mengikuti arah kuci terbang, sampai mereka tersesat di seuatu hutan yang seram sekali, meraka mencari cara untuk keluar, sampai mereka kemalaman di hutan sana, meereka mencari jalan keluar dari hutan tersebut, pada pagi-pagi kuci menemukan jalan keluar, dengan mengikuti arah terbit matahari dari barat, mereka berjalan dan menyusuri jalan ke arah barat, di karena kan kota bangbung tersebut berada di arah barat. Mereka terus berjalan hingga sampai dan kembali lagi ke kota bangbung."

Dari Sinopsis kemudian di perlebar lagi menjadi skenario. Pada skenario sudah mulai detail mulai dari suasana lingkungan, durasi, dialog, pergerakan kamera, hingga effect yang harus di gunakan (suasana riuh, angin, petir, hujan dll). Contoh script sinopsis penulis ambil dari film animasi “Homeland” dengan sutradara Gangsar Waskino.

Sc. 1 Narator Speking
Ruangan scene menolong narator di hiasi dengan ilustrasi-ilustrasi still.
Narator :
Benua Utopia.....
Lembah Tengkorak
Beberapa abad silam di lembah yang sama, telah terjadi peperangan besar antar empat kerajaan besar Besar Utopia. Kerajaan Arc Tic dari utara, dst........
Fade Out (Black)

Dari script di atas adalah pada saat scene 1, di mulai dengan terdengar suara sang pembawa cerita atau narator. Narator menjelaskan gambar-gambar yang bermunculan (di hiasi dengan ilustrasi-ilustrasi detill).
Kemudian narator berucap seperti yang ditulis sebagai “Narator” hingga pada tulisan “Fade Out (Black)” dengan berarti gambar semakin lama semakin menghilang dengan effect warna hitam.

Scene. 2 Int. ATLAS Kabin Bumi Malam
Fade In
(CU) Segelas teh (insert “299 tahun kemudian” dan “studiokasatmata”, “mempersembahkan”) perlahan lahan air teh mulai, dst....

Kalimat Pertama menjelaskan perpindahan suasana yang berada pada scene 1 ke suasana scene ek scene, tetapi suasana tersebut berada dalam ruangan, itu di jelaskan dengan kata Int. Yang artinya adalah singkan dari Internal. Lawan katanya adalah Ext. Atau External. ATLAS adalah properti, dalam hal ini adalah nama sebuah kapal laut, tentunya dalam dalam sebuah kapal terdiri banyak ruangan itu di jelaskan lewat kata Kabin. Bumi, adalah nama seorang tokoh atau karakter, sedangkan malam mewakili suatu kejadian waktu.

Karena pada secene 1 di akhiri dengan Fade Out, maka biasanya awal scene 2 di buka dengan Fade In. Sedangkan CU adalah singkatan dari Close Up, yang merupakan keterangan efek kamera, dan Insert adalah keterangan berisi tulisan yang berbunyi “299 tahun kemudian” sedang tampil di layar.

c. Concept Art
Pada tahap ini pembuatan gambar-gambar sketsa mulai dikerjakan, mulai dari para pemeran atau karakter, background, sketsa lingkungan (Exterior dan Intorior), dan properti. Semua sketsa yang di buat nantinya di bentuk dalam model 3D dalam tahap Produksi.


d. Story Board
Story Board adalah penyajian visual pertama dari cerita yang dibuat. Pada saat Skenario dan Concept Art sudah beres, baru di mulai pembuatan storyboard, disini tinggal menuangkan cerita tersebut ke dalam bentuk Visual sehingga orang lain atau animator memahami apa yang di maksud.

e. Animatik Storyboard
Pada tahap ini Film mempunyai acuan, karena alur cerita sudah jelas, di karenakan gambar-gambar dari storyboard yang di scanning sudah di tampilkan dengan tambahan sound da dialog, narasi, Sound FX, dan lain sebagainya. pada proses ini dilakukan penyusunan image-image hasil scanning di Adobe Premiere pro 1,5. Tujuan ini dilakukan supaya para animator dapat mengerti dalam pembuatan animasinya.

f. Casting dan Recording
Pada tahap ini di buat setelah skenario sudah benar-benar beres, karena para pengisi suara membaca dialog berdasarkan skenario yang sudah di buat sebelumnya. Para pengisi suara biasanya di pilih melalui Casting. Setelah terpilih selanjutnya melakukan rekaman untuk mengisi dialog sang karakter yang di perankan masing-masing pengisi suara tersebut. Tentunya setelah melakukan latihan, supaya tercipta penghayatan pada peran yang di berikan.
Proses ini dilakukan di studio music. Aktor yang bertugas mengisi suara ini sebelumya dilakukan seleksi supaya sesuai dengan karakter animasi 3D.
Software yang di gunakan adalah Sonic Foundry Vegas yang di gunakan untuk merekam suara.
Tampilan Sonic Foundry Vegas



Silahkan Download Software Sonic Foundry Vegas Di Sini

g. Sound Effect dan Music
Hampir semua jenis Film animasi, live action, atau gabungan keduanya, terdapat sound-sound pendukung supaya film bisa terasa lebih hidup. Apa jadinya kalau menonton film, pada suatu scene terdapat adegan kejar-kejaran mobil yang seharusnya terdengar sound effect deru mobil yang lagi ngebut, tapi yang terdangar malah suara yang lainnya.
Adapun musik dalam hal ini yang di maksud adalah “SoundTrack” atau ”Theme Song” agar film yang di buat menjadi semakin asyik untuk di tonton.
Pada proses ini seorang editor sound membuat sebuah backsound-backsound asseories penunjang film animasi, sound effect, sampai ke sound tract sebuah film. Software yang di gunakan adalah Sonic Foundry Vegas dan FL Studio 7 dengan batuan beberapa plugin Audio Editing.




Leave a Reply.